Pesona Organisme Laut Dalam
Dunia bawah laut menyimpan sejuta keindahan yang jarang terjamah oleh mata manusia. Salah satu permata tersembunyi yang menarik perhatian para ahli biologi kelautan dan penggemar benda-benda unik adalah akar bahar di dasar laut. Meskipun namanya mengandung kata "akar," perlu dipahami bahwa akar bahar bukanlah tumbuhan, melainkan anggota dari kerajaan Animalia, lebih spesifiknya, mereka termasuk dalam filum Cnidaria, sama seperti anemon laut dan ubur-ubur.
Secara ilmiah, banyak spesies yang sering disebut akar bahar termasuk dalam ordo Gorgonacea, atau yang lebih dikenal sebagai karang lunak. Berbeda dengan karang batu yang membangun kerangka kalsium karbonat yang keras, kerangka akar bahar terdiri dari protein keras yang disebut gorgonin. Struktur ini memungkinkan mereka memiliki fleksibilitas untuk bergoyang mengikuti arus laut, sebuah adaptasi penting untuk bertahan hidup di lingkungan dinamis.
Habitat dan Distribusi
Penemuan akar bahar di dasar laut biasanya ditemukan di perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, seringkali berkoloni di terumbu karang yang sehat atau area berbatu. Mereka memerlukan air yang jernih dan arus yang stabil. Keberadaan mereka merupakan indikator kesehatan ekosistem laut karena mereka sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan polusi air. Struktur bercabang mereka yang menyerupai semak belukar atau pohon mini berfungsi sebagai tempat berlindung dan area mencari makan bagi berbagai biota laut kecil.
Di Indonesia, yang kaya akan keanekaragaman hayati laut, berbagai jenis akar bahar dapat ditemukan. Akar bahar merah (sering menjadi fokus karena warna dan keindahan strukturnya) dan akar bahar hitam adalah contoh yang paling sering dibicarakan. Mereka tumbuh sangat lambat, membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun untuk mencapai ukuran yang signifikan. Kecepatan pertumbuhan yang lambat inilah yang membuat nilai estetika dan koleksi mereka menjadi tinggi.
Mitos dan Pemanfaatan Tradisional
Selama berabad-abad, akar bahar di dasar laut telah menarik perhatian budaya lokal. Di beberapa masyarakat pesisir, akar bahar dipercaya memiliki kekuatan magis atau khasiat penyembuhan. Akar bahar merah, khususnya, sering diasosiasikan dengan energi positif dan perlindungan. Di masa lalu, potongan akar bahar sering dijadikan perhiasan, jimat, atau dekorasi rumah karena keindahan bentuknya yang unik dan misterius.
Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran konservasi, pemanfaatan akar bahar kini diatur secara ketat. Mengingat laju pertumbuhannya yang lambat dan peran vitalnya dalam ekosistem terumbu karang, pengambilan akar bahar liar dari laut sangat dibatasi dan bahkan dilarang di banyak wilayah konservasi. Ancaman utama bagi keberadaan mereka saat ini adalah kerusakan habitat akibat penangkapan ikan merusak, penambangan karang, dan dampak perubahan iklim global yang menyebabkan pemutihan karang.
Konservasi Adalah Kunci
Melindungi akar bahar di dasar laut berarti melindungi seluruh ekosistem terumbu karang. Upaya konservasi harus berfokus pada pengurangan polusi laut, regulasi penangkapan ikan yang berkelanjutan, dan penanaman kembali terumbu karang. Industri kerajinan kini beralih menggunakan akar bahar yang sudah mati secara alami atau yang dibudidayakan secara etis, meskipun budidaya skala besar masih merupakan tantangan teknis.
Keindahan visual akar bahar, dengan pola cabangnya yang rumit menari-nari diterpa arus, mengingatkan kita betapa berharganya setiap komponen di kedalaman samudra. Mempelajari dan mengagumi organisme ini dari kejauhan, atau melalui gambar dan dokumentasi ilmiah, adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa keajaiban akar bahar di dasar laut ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.