Memahami Hukum dan Pelaksanaan Aqiqah Saat Idul Adha

Kedudukan Aqiqah dan Idul Adha dalam Islam

Idul Adha merupakan salah satu hari raya besar umat Islam yang identik dengan ibadah kurban, yaitu menyembelih hewan ternak sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah SWT. Di sisi lain, aqiqah adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dilakukan saat kelahiran seorang anak, biasanya berupa penyembelihan hewan sebagai tanda syukur. Pertanyaan besar yang sering muncul adalah: Bolehkah melaksanakan ibadah aqiqah bertepatan dengan momentum Idul Adha?

Secara prinsip, kedua ibadah ini memiliki dasar hukum dan tujuan yang berbeda. Kurban Idul Adha waktunya sangat spesifik, dimulai setelah salat Idul Adha hingga sebelum matahari terbenam di hari tasyrik terakhir. Sementara aqiqah, walaupun idealnya dilakukan pada hari ketujuh kelahiran, secara waktu pelaksanaannya lebih fleksibel, bisa dilakukan kapan saja selama kondisi memungkinkan, bahkan hingga usia dewasa jika terlewat.

+ Syukur Kelahiran Hewan Kurban Aqiqah & Kurban

Ilustrasi: Sinergi Ibadah Syukur dan Ketakwaan

Hukum Menggabungkan Aqiqah dan Kurban Idul Adha

Isu utama dalam menggabungkan kedua ibadah ini adalah apakah hewan yang disembelih untuk kurban Idul Adha juga dapat diniatkan sebagai aqiqah. Mayoritas ulama kontemporer cenderung memisahkan niat. Kurban Idul Adha (Udhhiyah) adalah ibadah yang memiliki ketentuan khusus, yaitu diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT bersempena hari raya tersebut. Sementara aqiqah adalah ibadah yang terkait dengan rasa syukur atas nikmat kelahiran.

Jika tujuan utama penyembelihan adalah untuk melaksanakan kurban Idul Adha, maka hewan tersebut tidak bisa sekaligus diniatkan aqiqah. Alasannya, niat ibadah haruslah spesifik. Kurban Idul Adha memiliki keutamaan yang terikat waktu, sedangkan aqiqah memiliki keutamaan yang terikat sebab (kelahiran).

Namun, ada pendapat yang membolehkan jika hewan yang digunakan memenuhi syarat kurban dan niat aqiqah dilakukan secara terpisah, meskipun dalam satu waktu penyembelihan, asalkan hewan tersebut memang sudah disiapkan untuk tujuan aqiqah, dan kebetulan waktunya bersamaan dengan hari raya kurban. Namun, untuk menghindari perselisihan pendapat dan menjaga kesempurnaan kedua ibadah, langkah yang paling aman adalah memisahkan penyembelihan.

Keutamaan Melaksanakan Aqiqah Sesuai Waktunya

Meskipun pelaksanaannya tidak harus bertepatan dengan Idul Adha, idealnya aqiqah tetap dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Jika tidak memungkinkan, dianjurkan pada hari keempat belas atau hari kedua puluh satu. Keterlambatan melaksanakan aqiqah tidak menghilangkannya dari sunnah, namun menunda lebih lama dari usia anak yang masih kecil bisa menghilangkan kesempatan bagi orang tua untuk mendapatkan pahala kesempurnaan sunnah tersebut.

Jika seorang muslim memiliki kelonggaran finansial saat Idul Adha, lebih baik fokus melaksanakan kurban Idul Adha terlebih dahulu karena kekhususannya. Kemudian, aqiqah untuk anak yang belum diaqiqahi dapat dilaksanakan di luar hari raya kurban, menggunakan hewan yang memenuhi syarat aqiqah (misalnya, dua ekor kambing untuk laki-laki dan satu ekor untuk perempuan).

Penyaluran Daging: Kesamaan dan Perbedaan

Baik daging kurban maupun daging aqiqah memiliki aturan pembagian yang serupa, yaitu dianjurkan untuk membagi daging tersebut menjadi tiga bagian: untuk dimakan sendiri (keluarga), untuk disedekahkan kepada fakir miskin, dan untuk dihadiahkan kepada tetangga atau kerabat.

Namun, ada sedikit perbedaan dalam ketentuan kurban Udhhiyah. Daging kurban Idul Adha dianjurkan tidak dijual, dan mayoritas ulama melarang panitia kurban memakan daging kurban melebihi sepertiga bagiannya jika mereka yang menyembelih. Sementara itu, untuk aqiqah, dagingnya boleh dimasak dan disajikan dalam acara syukuran tanpa ada larangan untuk memakan bagian yang lebih besar oleh keluarga, meskipun tetap dianjurkan untuk bersedekah.

Kesimpulan Praktis

Pelaksanaan aqiqah pada saat Idul Adha secara teknis tidak dilarang, namun harus dilakukan dengan niat yang terpisah dan penyembelihan yang terpisah jika ingin mendapatkan keutamaan penuh dari kedua ibadah tersebut. Fokus utama saat Idul Adha adalah kurban. Jika dana terbatas, kurban Idul Adha lebih diutamakan karena kekhususannya.

Intinya adalah niat dan tujuan ibadah. Idul Adha adalah tentang ketaatan mengikuti kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS. Aqiqah adalah tentang syukur atas anugerah keturunan. Memisahkan pelaksanaan keduanya adalah jalan yang paling mendekati kesempurnaan syariat.

Pertanyaan Umum Seputar Aqiqah dan Kurban

Apakah daging aqiqah boleh dijual?

Tidak boleh. Daging hasil aqiqah adalah sedekah, sehingga tidak boleh diperjualbelikan, berbeda dengan daging hewan sembelihan biasa yang bukan karena ibadah tertentu.

Berapa jumlah hewan untuk aqiqah?

Untuk anak laki-laki disunnahkan dua ekor kambing, dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Hewan harus memenuhi syarat sah kurban.

Jika terlewat aqiqah di hari ketujuh, apa hukumnya?

Hukumnya tetap sunnah muakkad. Orang tua tetap dianjurkan melaksanakannya kapan pun mampu, meskipun usianya sudah besar.

🏠 Homepage