Panduan Lengkap Cara Membuat Adonan Basreng Mentah yang Kenyal Sempurna
Basreng, singkatan dari bakso goreng, adalah salah satu camilan populer Indonesia yang terkenal dengan teksturnya yang unik: kenyal di dalam namun bisa sangat renyah dan garing setelah digoreng. Kunci utama untuk menciptakan basreng yang lezat dan bertekstur ideal terletak pada proses pembuatan adonan mentahnya. Proses ini memerlukan perhatian khusus pada komposisi bahan, teknik pengulian, dan, yang paling penting, pengendalian suhu. Tanpa adonan mentah yang sempurna, basreng yang dihasilkan akan menjadi keras, pecah, atau bahkan lembek.
Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah, mulai dari pemilihan protein hewani, takaran bahan pengenyal, hingga teknik profesional untuk memastikan adonan basreng Anda mencapai tingkat kekenyalan (chewiness) yang maksimal dan siap untuk diolah lebih lanjut menjadi camilan favorit semua orang. Persiapkan diri Anda untuk menyelami rahasia dapur para penjual basreng sukses!
Prinsip Dasar Adonan Basreng
Adonan basreng berkualitas tinggi sangat bergantung pada pembentukan matriks protein yang kuat, yang hanya terjadi ketika daging atau ikan diolah dalam kondisi sangat dingin (di bawah 10°C). Suhu adalah musuh utama kekenyalan!
I. Persiapan Bahan Baku dan Peralatan
Sebelum memulai proses pengolahan, pastikan semua bahan telah disiapkan dan berada dalam kondisi yang optimal, khususnya terkait suhu.
1. Pemilihan Protein Hewani (Daging/Ikan)
Basreng tradisional sering menggunakan ikan, tetapi basreng modern juga populer menggunakan campuran daging sapi atau ayam. Pilihan protein menentukan rasa akhir dan sedikit banyak memengaruhi kekenyalan.
A. Jenis Ikan yang Ideal untuk Basreng
Ikan Tenggiri: Pilihan utama. Memiliki kandungan lemak yang pas dan protein (Aktomiosin) yang tinggi, sangat baik untuk menghasilkan tekstur kenyal dan rasa yang otentik.
Ikan Gabus atau Kakap: Alternatif yang baik. Pastikan ikan yang digunakan sangat segar dan telah difillet, dibersihkan dari duri dan kulit, lalu dibekukan sebentar.
B. Persiapan Daging (Jika Menggunakan Daging Sapi/Ayam)
Jika menggunakan daging sapi, pilih bagian yang bebas lemak atau tendon. Daging harus dicincang kasar atau di-giling terlebih dahulu, kemudian wajib dibekukan parsial (setengah beku) sebelum dicampur.
2. Bahan Pengenyal dan Pengikat
Inilah yang membedakan adonan basreng yang lembek dengan adonan yang memantul.
Tepung Sagu atau Tapioka: Berfungsi sebagai pengikat dan penyerap cairan, memberikan efek kenyal. Rasio ideal biasanya 1:3 hingga 1:4 (tepung banding daging).
Putih Telur: Bertindak sebagai emulsifier (perekat) dan penambah volume. Penggunaan putih telur yang didinginkan akan membantu mempertahankan suhu adonan.
Es Batu atau Air Es: Ini adalah bahan yang paling krusial. Es batu tidak hanya mendinginkan, tetapi juga menyediakan cairan yang diperlukan untuk melarutkan pati dan garam, memungkinkan protein berinteraksi dengan sempurna.
3. Bumbu Dasar Basreng
Kombinasi bumbu harus seimbang untuk menonjolkan rasa gurih alami protein.
Garam: Wajib! Garam (Sodium Klorida) berperan penting dalam proses ekstraksi protein (myofibrillar protein), yang merupakan langkah awal pembentukan adonan yang liat dan kenyal.
Gula Pasir: Sedikit saja, berfungsi penyeimbang rasa dan membantu proses pengkaramelan ringan saat digoreng.
Bawang Putih: Biasanya digunakan dalam bentuk bubuk atau dihaluskan sangat lembut. Pastikan bawang putih tidak berair, karena bisa merusak tekstur.
Merica Bubuk: Untuk aroma dan sedikit rasa pedas.
Penyedap Rasa (Opsional): Dapat berupa kaldu bubuk ayam atau sapi untuk memperkuat rasa umami.
4. Peralatan yang Dibutuhkan
Untuk mencapai kekenyalan optimal, Anda memerlukan alat yang mampu bekerja cepat dalam suhu rendah.
Food Processor (Pilihan Terbaik): Atau mesin giling daging (meat grinder). Alat ini penting untuk menghaluskan dan menguleni adonan dengan cepat tanpa menimbulkan panas berlebihan.
Wadah Pencampur: Sebaiknya wadah berbahan stainless steel yang telah didinginkan di dalam kulkas.
Timbangan Dapur Digital: Akurasi takaran sangat penting, terutama untuk rasio protein dan tepung.
Penggunaan mesin giling sangat disarankan untuk menjaga suhu adonan tetap stabil.
II. Teknik Pengolahan Adonan Dingin (Cold Emulsion)
Proses inti pembuatan adonan basreng adalah menciptakan emulsi dingin (cold emulsion). Ini adalah tahap di mana protein daging dipecah, diekstraksi oleh garam, dan kemudian berinteraksi dengan air (dari es batu) dan pati untuk membentuk jaringan yang liat dan padat. Inilah langkah-langkah detailnya:
1. Penggilingan Protein dengan Garam (Tahap Awal)
Langkah pertama adalah tahap vitalisasi protein. Protein harus dihancurkan dan diekstrak untuk melepaskan zat pengikat alami.
Potong dan Dinginkan Daging/Ikan: Pastikan daging/ikan dalam kondisi setengah beku. Potong kecil-kecil agar memudahkan proses penggilingan.
Giling dengan Garam: Masukkan potongan protein ke dalam food processor bersama dengan garam dan penyedap rasa. Giling selama 30-60 detik hingga protein mulai hancur dan menjadi pasta kasar.
Fungsi Garam: Garam adalah kunci ekstraksi protein myofibrillar (seperti aktin dan miosin) yang bertanggung jawab atas tekstur kenyal. Tanpa garam di awal, adonan akan menjadi rapuh.
2. Penambahan Es Batu dan Putih Telur
Setelah protein mulai berbentuk pasta, suhu harus dijaga agar tidak naik. Inilah peran es batu.
Tambahkan Es Bertahap: Masukkan es batu secara bertahap sambil mesin tetap berjalan. Jangan memasukkan semua es sekaligus. Adonan akan mulai terlihat seperti pasta kental yang mengkilap (tanda protein mulai berinteraksi).
Masukkan Putih Telur: Putih telur membantu mengemulsi lemak yang mungkin ada dan menambah kekuatan struktur adonan. Lanjutkan penggilingan hingga adonan benar-benar halus dan suhunya terasa dingin di tangan.
Penting: Suhu Maksimal
Suhu adonan tidak boleh melebihi 15°C. Idealnya, suhu berkisar antara 8°C hingga 12°C. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan protein mengalami denaturasi panas prematur, menghasilkan basreng yang berserat, keras, dan pecah saat dibentuk.
3. Penambahan Bumbu dan Pati (Tahap Akhir)
Setelah adonan protein terbentuk sempurna (liat dan dingin), barulah bahan kering dimasukkan.
Masukkan Bumbu Lain: Tambahkan bawang putih halus/bubuk, merica, dan gula. Giling sebentar hingga tercampur rata.
Masukkan Tepung Sagu/Tapioka: Matikan mesin. Masukkan tepung sagu/tapioka secara sekaligus. Jangan menggiling terlalu lama setelah tepung masuk. Giling hanya sekitar 10-15 detik, cukup hingga tepung menghilang ke dalam adonan.
Hindari Over-Mixing dengan Tepung: Menggiling tepung terlalu lama akan memanaskan adonan dan juga mengembangkan gluten (meski dalam jumlah kecil), yang akan membuat adonan menjadi lebih keras dan kurang kenyal elastis.
4. Proses Pengulian Manual (Optional tapi Dianjurkan)
Setelah dari mesin, adonan biasanya dipindahkan ke wadah dingin. Untuk memastikan semua bahan tercampur homogen dan untuk menguji kekenyalan, adonan sebaiknya diuleni sebentar secara manual menggunakan tangan yang dilapisi plastik atau sarung tangan yang sangat dingin.
Durasi: Uleni cepat selama 1 hingga 2 menit. Tujuannya adalah meratakan tekstur, bukan memanaskannya.
Tes Kekenyalan (The Snap Test): Adonan yang berhasil akan terasa sangat liat, elastis, dan memiliki permukaan yang mengkilap. Ketika sedikit adonan ditarik, ia akan meregang sebelum putus, menandakan pembentukan jaringan protein yang kuat.
III. Rahasia dan Sains di Balik Kekenyalan Adonan
Mengapa adonan basreng memerlukan perlakuan dingin yang ekstrem? Pemahaman ilmiah tentang interaksi protein akan membantu Anda menghindari kegagalan umum.
1. Peran Protein Aktomiosin
Aktomiosin adalah kompleks protein yang terbentuk dari Aktin dan Miosin, protein utama yang ditemukan dalam serat otot ikan atau daging. Kekenyalan pada bakso, pempek, atau basreng sepenuhnya bergantung pada kemampuan kita untuk mengekstraksi Miosin dan membiarkannya berinteraksi kembali dalam proses pengolahan dingin.
A. Efek Garam Terhadap Protein
Garam bertindak sebagai pelarut bagi Miosin. Ketika garam ditambahkan pada daging yang dingin, ia melarutkan Miosin dan membawanya keluar dari serat otot. Miosin yang terlarut ini kemudian siap untuk membentuk matriks gel yang padat ketika dipanaskan (proses perebusan atau penggorengan awal).
B. Mengapa Suhu Harus Dingin?
Suhu dingin sangat penting karena dua alasan:
Mencegah Denaturasi Panas: Jika suhu naik, Miosin akan mengalami denaturasi (perubahan bentuk) secara prematur sebelum sempat membentuk matriks gel yang kuat. Ini menghasilkan adonan yang keruh, berpasir, dan basreng yang keras.
Memperlambat Kerja Bakteri: Suhu dingin memastikan kebersihan dan memperlambat pertumbuhan bakteri, meningkatkan umur simpan adonan.
Penggunaan es batu memastikan proses emulsifikasi berjalan optimal pada suhu rendah.
2. Kontribusi Pati (Tepung)
Pati, baik dari sagu maupun tapioka, berperan sebagai pengisi dan pengenyal sekunder. Ketika dipanaskan, butiran pati menyerap air yang dilepaskan oleh protein. Ini menyebabkan dua efek penting:
Elastisitas: Tepung yang tergelatinisasi memberikan elastisitas yang khas, membuat basreng dapat memantul.
Kekeringan Permukaan: Pati membantu menghasilkan tekstur permukaan yang kering dan siap menjadi garing saat digoreng kering (ciri khas basreng). Tepung sagu biasanya memberikan hasil yang lebih kenyal dibandingkan tapioka.
3. Penggunaan Bahan Tambahan (Stabilisator)
Untuk produksi skala besar atau bagi yang menginginkan hasil sangat kenyal, beberapa bahan tambahan dapat digunakan (walaupun jarang digunakan dalam resep rumahan murni):
STPP (Sodium Tripolyphosphate): Bahan ini membantu menahan air di dalam protein dan meningkatkan pH adonan, yang secara drastis meningkatkan kekenyalan dan daya ikat air.
Baking Powder (Opsional): Sedikit baking powder dapat ditambahkan di akhir proses pengulian untuk memberikan sedikit rongga udara, yang membantu basreng mengembang dan menjadi lebih renyah saat digoreng kering.
IV. Rasio Bahan dan Resep Standar Profesional
Akurasi rasio bahan adalah penentu utama keberhasilan. Berikut adalah panduan rasio umum untuk adonan basreng kenyal.
Jika Anda menginginkan tekstur yang sangat kenyal dan padat (seperti basreng untuk dijual), rasio tepung harus dipertahankan rendah. Jika ingin lebih ekonomis atau sedikit lebih lembut, tepung bisa ditambahkan, tetapi jangan melebihi rasio 1:2 (misalnya, 250 gram tepung untuk 500 gram daging).
Minimalisir Air: Jumlah es batu harus diukur dengan tepat. Terlalu banyak es membuat adonan lembek dan mudah pecah saat dibentuk.
Tes Garam: Pastikan garam mencukupi. Kekurangan garam adalah penyebab utama adonan tidak mau liat.
V. Mengatasi Masalah (Troubleshooting Adonan Basreng)
Proses pembuatan adonan protein sangat sensitif. Seringkali, masalah muncul yang mengakibatkan adonan tidak mencapai tekstur yang diinginkan. Berikut adalah panduan untuk mengatasi kegagalan umum:
1. Adonan Terlalu Lengket dan Lembek
Jika adonan terasa sangat lengket seperti lem dan sulit dibentuk, ini biasanya disebabkan oleh salah satu dari hal berikut:
Penyebab:
Kelebihan Air/Es: Jumlah es batu melebihi kapasitas serap protein dan tepung.
Daging Tidak Cukup Dingin: Protein mulai mengalami denaturasi.
Rasio Tepung Kurang: Tidak ada cukup pati untuk mengikat kelembaban.
Cepat Dinginkan: Masukkan adonan ke dalam freezer selama 10-15 menit untuk menghentikan proses denaturasi dan mengencangkan tekstur.
2. Adonan Rapuh, Kering, dan Tidak Liat
Adonan yang rapuh seperti pasir menunjukkan bahwa protein tidak berhasil diekstraksi dan berinteraksi.
Penyebab:
Kekurangan Garam: Garam tidak cukup untuk melarutkan Miosin.
Kekurangan Air: Tidak ada cukup cairan (es batu) untuk melarutkan garam dan pati.
Protein Kualitas Buruk: Daging/ikan tidak segar atau sudah dicairkan berulang kali.
Solusi:
Tambahkan Air Es dan Garam: Larutkan sedikit garam dalam air es dingin, lalu tambahkan sedikit demi sedikit sambil diuleni cepat hingga adonan mulai terasa liat.
Uleni Lebih Lama: Jika suhu masih di bawah 12°C, uleni sedikit lebih lama menggunakan mesin untuk memaksimalkan ekstraksi Miosin.
3. Adonan Terlihat Berserat dan Tidak Halus
Tekstur yang kasar seperti ini menunjukkan protein terlalu panas.
Penyebab:
Over-Processing (Terlalu Lama Digiling): Gesekan pisau food processor menghasilkan panas yang membakar protein.
Suhu Awal Terlalu Tinggi: Daging tidak dalam kondisi setengah beku.
Solusi:
Dinginkan Total: Hentikan semua proses dan masukkan adonan ke dalam freezer.
Campurkan Protein Dingin Baru: Jika adonan benar-benar rusak, campurkan sebagian adonan rusak ini dengan porsi kecil adonan protein yang baru diolah dan sangat dingin (tambahkan es lagi).
Adonan yang sukses harus liat, mengkilap, dan elastis (ditunjukkan dengan bentuk bulat sempurna).
VI. Penyempurnaan Rasa dan Aroma
Adonan yang kenyal saja tidak cukup. Rasa dan aroma harus kuat agar basreng tidak terasa hambar. Tahap ini sering disebut sebagai curing atau proses pemeraman rasa.
1. Memperkuat Rasa Umami
Untuk basreng yang benar-benar nagih, Anda bisa menambahkan sumber umami alami dan buatan:
Air Kaldu Kental: Gunakan air es yang telah dicampur dengan kaldu pekat. Pastikan kaldu sudah dingin total.
Pasta Udang (Rebon): Untuk basreng ikan, sedikit pasta rebon yang telah dihaluskan dapat meningkatkan kompleksitas rasa laut.
Bawang Goreng: Tambahkan bawang goreng halus (bukan bawang mentah) ke dalam adonan di tahap akhir, tepat sebelum tepung. Aroma bawang goreng memberikan kedalaman rasa yang tidak didapat dari bawang putih biasa.
2. Pengaturan Keseimbangan Gula dan Garam
Rasa adonan harus cenderung lebih asin dari yang Anda inginkan, karena rasa akan sedikit 'tenggelam' setelah digoreng. Gula berfungsi menyeimbangkan kadar asin dan membantu proses Maillard reaction (pembentukan warna cokelat dan renyah) saat penggorengan.
3. Teknik Pemeraman (Curing Time)
Setelah adonan selesai diuleni dan mencapai tekstur kenyal, jangan langsung dibentuk. Adonan memerlukan waktu istirahat (pemeraman) untuk menyempurnakan hidrasi pati dan stabilisasi matriks protein.
Waktu: Masukkan adonan ke dalam wadah kedap udara dan simpan di kulkas (bukan freezer) selama minimal 2 jam, atau idealnya 4-6 jam.
Manfaat: Istirahat ini memungkinkan bumbu meresap sempurna dan memberikan waktu bagi protein untuk menguatkan ikatan, menghasilkan kekenyalan yang lebih baik.
VII. Proses Pembentukan dan Persiapan Pra-Goreng
Adonan mentah yang sudah sempurna kini siap untuk dibentuk menjadi basreng sebelum mengalami proses pemasakan awal.
1. Teknik Mencetak Basreng
Basreng biasanya dicetak menjadi bentuk bulat atau lonjong.
Siapkan Air Hangat: Sediakan panci berisi air hangat (sekitar 70-80°C), bukan air mendidih.
Cetak Manual: Ambil adonan menggunakan tangan, kepalkan, dan tekan adonan keluar melalui jari telunjuk dan ibu jari. Sendokkan bulatan adonan menggunakan sendok yang telah dicelup air panas.
Masukkan ke Air Hangat: Segera masukkan bulatan adonan ke dalam air hangat.
Proses Pemasakan Awal (Poaching): Biarkan basreng mengapung di air hangat. Setelah mengapung, biarkan selama 5-10 menit. Jangan merebusnya hingga mendidih keras, karena ini dapat merusak tekstur yang sudah dibentuk. Pemasakan awal ini disebut poaching, yang berfungsi mengunci tekstur kenyal sebelum digoreng.
2. Pendinginan dan Pemotongan
Setelah basreng matang secara internal, ia harus didinginkan sebelum siap untuk proses pengorengan akhir (biasanya proses memotong dan menggoreng kering menjadi basreng kerupuk).
Angkat dan Dinginkan: Angkat basreng yang telah matang dari air dan segera rendam dalam air dingin atau air es untuk menghentikan proses pemasakan dan mengencangkan tekstur.
Keringkan: Tiriskan basreng hingga benar-benar kering.
Potong-potong: Setelah dingin dan kering, basreng siap dipotong tipis-tipis atau dibagi menjadi dua bagian. Basreng mentah yang sempurna harus mudah dipotong dan terlihat padat tanpa rongga udara besar.
VIII. Optimasi Tekstur: Studi Kasus Mendalam
Untuk mencapai tingkat kekenyalan dan kerenyahan yang maksimal, diperlukan pemahaman mendalam mengenai bagaimana cara mengendalikan setiap variabel. Ini adalah teknik yang digunakan oleh para produsen basreng profesional.
1. Analisis Kualitas Ikan/Daging
Kualitas bahan baku menentukan 50% hasil akhir. Daging ikan yang beku-cair berulang kali akan kehilangan kemampuan mengikatnya karena kristal es merusak serat protein.
Ikan Beku Cepat (Flash Frozen): Jika Anda tidak bisa mendapatkan ikan segar, pastikan ikan dibekukan segera setelah ditangkap.
Kandungan Air: Ikan yang terlalu berair (misalnya jika ikan sudah lama dicairkan) akan merusak rasio air/es yang telah ditetapkan, menyebabkan adonan lembek.
2. Kontrol Mutu Pati dan Tepung
Tidak semua tepung tapioka atau sagu sama.
Tepung Kering: Pastikan tepung yang digunakan benar-benar kering dan tidak menggumpal. Kelembaban berlebih pada tepung dapat mengganggu daya serapnya.
Modifikasi Pati: Beberapa produsen menggunakan pati modifikasi yang memiliki kemampuan daya serap air dan pembentukan gel yang lebih tinggi, menghasilkan basreng yang lebih kokoh dan tahan lama.
3. Peran Lemak dalam Adonan Basreng
Basreng yang menggunakan daging sapi atau ayam memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi daripada basreng ikan murni. Lemak memberikan rasa, tetapi terlalu banyak lemak dapat menghambat pembentukan matriks protein.
Ideal: Gunakan protein hewani dengan kandungan lemak rendah hingga sedang (sekitar 2-5%).
Efek Lemak Berlebih: Jika lemak terlalu banyak, adonan akan menjadi rapuh dan berminyak, karena lemak tidak berinteraksi dengan protein air-larut, sehingga mengurangi daya ikat protein.
IX. Keselamatan Pangan dan Kebersihan
Karena basreng adalah produk olahan berbasis protein hewani yang diolah dingin, kebersihan adalah faktor yang sangat penting untuk menghindari kontaminasi bakteri.
1. Higiene Proses
Sarung Tangan: Selalu gunakan sarung tangan, terutama saat menguleni secara manual. Dinginkan sarung tangan sebelum digunakan.
Sterilisasi Alat: Pastikan food processor dan semua wadah dicuci bersih. Sisa-sisa protein yang menempel dapat menjadi sumber kontaminasi.
Permukaan Kerja: Bekerja di permukaan stainless steel atau plastik yang mudah dibersihkan dan disinfeksi.
2. Penyimpanan Adonan Mentah
Adonan yang belum dibentuk harus segera disimpan jika tidak langsung diolah. Suhu kulkas (4°C) adalah batas aman.
Durasi Penyimpanan: Adonan mentah basreng yang disimpan dengan benar (kedap udara di kulkas) dapat bertahan hingga 24-48 jam. Jika lebih lama dari itu, kualitas kekenyalan akan menurun.
Freezing: Adonan basreng mentah sangat baik untuk dibekukan. Jika dibekukan segera setelah proses pengulian, ia dapat bertahan hingga 3 bulan tanpa kehilangan banyak tekstur. Saat akan digunakan, pindahkan ke kulkas semalam, jangan cairkan di suhu ruang.
X. Penutup: Adonan Sempurna Menuju Basreng Premium
Membuat adonan basreng mentah yang kenyal dan anti gagal adalah perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan. Ketaatan terhadap prinsip suhu dingin, takaran garam yang tepat untuk ekstraksi Miosin, dan rasio pati yang seimbang adalah kunci utama. Dengan menguasai teknik cold emulsion dan melakukan proses pengulian yang cepat dan efisien, Anda akan menghasilkan adonan yang liat, mengkilap, dan elastis.
Setelah adonan berhasil dibentuk dan dimasak awal, tahap berikutnya (pemotongan dan penggorengan kering) akan menjadi sangat mudah, karena struktur internal basreng sudah kokoh. Dengan mengikuti panduan yang sangat detail ini, Anda tidak hanya membuat camilan, tetapi menciptakan basreng kualitas premium yang siap bersaing dengan produk terbaik di pasaran.
Ingatlah, latihan dan kesabaran adalah bagian dari proses. Cobalah berbagai variasi protein dan rasio tepung untuk menemukan formula kekenyalan yang paling sesuai dengan selera Anda!
XI. Detail Lanjutan: Variasi dan Eksperimen Adonan
Setelah menguasai resep dasar, eksplorasi variasi adonan dapat meningkatkan nilai jual dan keunikan basreng Anda.
1. Adonan Basreng Udang (Seafood Delight)
Penambahan udang memberikan rasa umami yang lebih kaya. Namun, protein udang lebih sensitif terhadap panas. Adonan basreng udang memerlukan lebih banyak es batu dan harus diolah lebih cepat.
Rasio: Ganti 100 gram ikan tenggiri dengan udang segar kupas.
Pengolahan: Giling udang bersama ikan di awal, pastikan keduanya setengah beku.
2. Adonan Basreng Berbasis Nabati (Untuk Tekstur Mirip Daging)
Meskipun basreng identik dengan daging/ikan, beberapa varian menggunakan protein nabati seperti jamur atau tahu. Kunci kekenyalan di sini bukan Miosin, tetapi penggunaan pati yang lebih tinggi dan tambahan karagenan atau agar-agar untuk membantu pembentukan gel.
Bahan: Tahu yang telah diperas airnya, atau jamur tiram yang dihaluskan.
Pengenyal: Meningkatkan rasio tepung sagu menjadi 1:2 atau 1:1,5 (Tahu:Tepung).
3. Mengoptimalkan Kerenyahan Akhir
Kualitas adonan mentah juga memengaruhi seberapa renyah basreng saat digoreng kering. Adonan yang terlalu basah (kelebihan air) cenderung menghasilkan basreng yang keras dan liat, bukan renyah.
Fokus pada Kering: Pastikan basreng yang sudah direbus dan dipotong-potong benar-benar kering permukaannya sebelum digoreng, ini meminimalkan kandungan air yang harus diuapkan saat penggorengan.
Goreng Dua Kali (Double Frying): Kualitas adonan yang baik memungkinkan proses double frying. Pertama, menggoreng dengan api sedang hingga basreng matang. Kedua, menggoreng lagi dengan suhu tinggi sebentar untuk menghasilkan kerenyahan maksimal.
Kesempurnaan adonan basreng mentah adalah fondasi dari basreng yang lezat dan bertekstur memuaskan. Kuasai suhu, kuasai garam, dan hasilnya akan optimal.