(Ilustrasi visual ikan tenggiri)
Pertanyaan mengenai apakah ikan tenggiri dapat hidup di air tawar sering kali muncul, terutama di kalangan penggemar pemancing atau mereka yang baru mengenal dunia akuakultur. Secara umum, ikan tenggiri (genus Scomber) dikenal luas sebagai penghuni perairan laut terbuka yang asin. Namun, dalam konteks perikanan dan biologi, batas antara spesies air asin dan air tawar kadang menjadi kabur karena adanya variasi spesies dan adaptasi lingkungan.
Jika kita merujuk pada ikan tenggiri yang paling umum dikenal di pasar komersial, yaitu spesies seperti Rastrelliger kanagurta (Tenggiri Sirip Kuning) atau Scomberomorus spp., habitat alami mereka adalah perairan laut tropis dan subtropis. Mereka adalah ikan pelagis yang memerlukan salinitas tinggi untuk menjaga keseimbangan osmotik tubuh mereka. Mengambil ikan tenggiri laut murni dan menempatkannya di danau atau sungai air tawar murni hampir pasti akan menyebabkan kematian karena syok osmotik.
Sistem pernapasan, ekskresi, dan kemampuan mereka menahan perubahan kadar garam sangat spesifik untuk lingkungan air asin. Oleh karena itu, klaim mengenai **ikan tenggiri hidup di air tawar** secara harfiah seringkali merujuk pada salah satu dari dua kemungkinan:
Seringkali, ikan yang disebut "tenggiri air tawar" sebenarnya adalah ikan lain yang memiliki bentuk tubuh ramping, cepat berenang, dan berwarna keperakan mirip dengan tenggiri laut. Beberapa spesies yang sering disalahpahami meliputi:
Beberapa spesies ikan yang masuk dalam famili Clupeidae (keluarga sarden dan teri) memiliki kemiripan morfologis. Meskipun banyak yang laut, ada beberapa ikan anadromus (bermigrasi dari laut ke air tawar untuk berkembang biak) yang sesekali ditemukan di muara atau perairan payau yang sangat dekat dengan daratan. Namun, ini berbeda dengan hidup sepenuhnya di air tawar.
Di Indonesia, ada ikan air tawar predator yang besar dan cepat seperti beberapa spesies Barbus atau spesies tertentu dari keluarga Cyprinidae yang bentuk tubuhnya memanjang. Secara visual, bagi orang awam, ikan ini mungkin menyerupai tenggiri karena kecepatannya.
Dalam konteks budidaya, beberapa pembenih mencoba mengaklimatisasi ikan laut atau semi-saline ke lingkungan dengan salinitas rendah (air payau). Meskipun berhasil menurunkan salinitas secara bertahap, air payau (campuran air tawar dan asin) berbeda dengan air tawar murni (rendah garam).
Perbedaan mendasar terletak pada mekanisme osmoregulasi. Ikan laut harus secara aktif mengeluarkan kelebihan garam yang masuk melalui osmosis karena konsentrasi garam di luar lebih tinggi daripada di dalam tubuh mereka. Mereka minum banyak air laut dan mengeluarkan garam melalui insang dan sedikit melalui ginjal kecil mereka.
Sebaliknya, ikan air tawar harus berjuang untuk mempertahankan garam di dalam tubuh mereka karena air cenderung masuk secara pasif ke dalam tubuh mereka. Mereka jarang minum dan menghasilkan urine yang sangat encer dalam volume besar untuk membuang kelebihan air.
Memaksakan ikan tenggiri laut ke lingkungan air tawar akan menyebabkan sel-sel mereka membengkak (lisis) karena air akan terus masuk tanpa bisa dikeluarkan secara efektif oleh sistem ginjal mereka yang didesain untuk lingkungan asin. Hasilnya, fungsi organ akan terganggu parah dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Sebagai kesimpulan tegas, **ikan tenggiri sejati (genus Scomber atau Scomberomorus) tidak dapat bertahan hidup secara alami dan sehat di lingkungan air tawar murni**. Jika ada laporan atau penampakan yang mengklaim hal tersebut, kemungkinan besar itu adalah ikan spesies lain dengan penampilan serupa yang memang merupakan penghuni asli perairan tawar pedalaman.
Meskipun penelitian terus dilakukan dalam bioteknologi perikanan, hingga saat ini, ikan tenggiri tetap merupakan ikon dari ekosistem laut yang kaya akan garam dan dinamika samudra.