Panduan Lengkap Ketentuan Aqiqah dengan Benar

Aqiqah adalah salah satu sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia kelahiran seorang anak. Pelaksanaan ibadah ini memiliki serangkaian ketentuan yang harus dipenuhi agar sah dan sesuai dengan tuntunan syariat. Memahami ketentuan aqiqah dengan benar merupakan langkah awal agar ibadah yang kita lakukan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Anak Kurban

Kapan Waktu Pelaksanaan Aqiqah yang Tepat?

Salah satu poin penting dalam ketentuan aqiqah dengan benar adalah menentukan waktu pelaksanaannya. Mayoritas ulama sepakat bahwa waktu ideal pelaksanaan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.

Setelah hari kedua puluh satu, meskipun masih diperbolehkan sebagai bentuk sedekah atas kelahiran, statusnya mungkin tidak sekuat ketika dilakukan pada tiga periode utama tersebut. Nabi Muhammad SAW sendiri diariwayatkan diaqiqah pada hari ketujuh kelahirannya.

Jumlah Hewan yang Disyaratkan

Jumlah hewan yang disembelih juga merupakan bagian krusial dari ketentuan ini, dan berbeda antara laki-laki dan perempuan:

  1. Untuk Anak Laki-laki: Disunnahkan menyembelih dua ekor kambing atau domba.
  2. Untuk Anak Perempuan: Disunnahkan menyembelih satu ekor kambing atau domba.

Dalam mazhab Syafi'i dan mayoritas ulama, jumlah ini bersifat sunnah. Jika karena keterbatasan finansial hanya mampu menyembelih satu ekor untuk laki-laki, hal tersebut tetap sah dilakukan, namun pahala kesempurnaan sunnah mungkin belum tercapai sepenuhnya.

Syarat Hewan Aqiqah

Hewan yang digunakan untuk aqiqah harus memenuhi syarat yang sama dengan hewan kurban, karena pada dasarnya aqiqah adalah bentuk kurban syukur. Syarat utamanya meliputi:

Tata Cara dan Pembagian Daging Aqiqah

Setelah hewan disembelih sesuai ketentuan aqiqah dengan benar, proses selanjutnya adalah pembagian daging. Berbeda dengan qurban Idul Adha, daging aqiqah umumnya dianjurkan untuk dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan.

Pembagian daging aqiqah umumnya dibagi menjadi tiga bagian, meskipun pandangan ulama bervariasi:

  1. Untuk Diri Sendiri/Keluarga: Sebagian kecil boleh dimasak dan dimakan oleh keluarga yang mengadakan aqiqah.
  2. Untuk Diberikan kepada Tetangga dan Kerabat: Dibagikan dalam keadaan matang kepada kerabat dekat, tetangga, dan sahabat.
  3. Untuk Fakir Miskin/Sedekah: Sebagian besar daging (dianjurkan bagian terbanyak) disedekahkan kepada mereka yang membutuhkan.

Penting untuk dicatat bahwa daging aqiqah tidak boleh dijual, baik daging mentahnya maupun hasil olahannya. Selain itu, ada pandangan kuat bahwa orang yang melakukan aqiqah tidak boleh memberikan bagian dari daging tersebut kepada penyembelih jika penyembelih tersebut dibayar menggunakan daging aqiqah tersebut (memberikan upah dari daging aqiqah).

Hikmah di Balik Ketentuan Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah bukan sekadar tradisi, tetapi sarat dengan hikmah. Dengan memenuhi ketentuan aqiqah dengan benar, seorang muslim menunjukkan rasa terima kasih kepada Allah SWT dan mengikat janji untuk mendidik anak sesuai ajaran Islam. Aqiqah juga berfungsi sebagai sarana mempererat tali silaturahmi dengan berbagi kebahagiaan (daging) kepada sesama, serta memohon perlindungan bagi anak dari bala atau kesulitan.

Secara ringkas, konsistensi dalam mengikuti waktu (hari ketujuh), jumlah hewan (dua untuk laki-laki, satu untuk perempuan), dan syarat hewan adalah kunci utama dalam menunaikan ibadah aqiqah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

🏠 Homepage