Aqidah, dalam bahasa Arab, berarti ikatan atau simpulan yang kuat. Dalam konteks ajaran Islam, landasan aqidah merujuk pada keyakinan dasar yang tertanam teguh di dalam hati seorang Muslim mengenai keesaan Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan qada serta qadar (ketentuan baik dan buruk dari Allah). Aqidah merupakan fondasi utama yang menentukan cara seorang Muslim memandang alam semesta, hidupnya, dan hubungannya dengan Sang Pencipta. Tanpa landasan aqidah yang kokoh, bangunan amal perbuatan seorang Muslim akan mudah goyah.
Pilar-pilar Utama Keyakinan
Pentingnya Landasan Aqidah yang Benar
Landasan aqidah yang benar adalah jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Aqidah yang sahih bersumber dari dua wahyu utama: Al-Qur'an dan As-Sunnah (ajaran Nabi Muhammad SAW) sebagaimana dipahami oleh para sahabat dan ulama salafus shaleh. Ketika keyakinan ini tertanam kuat, ia akan memengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim, mulai dari cara ia beribadah, berinteraksi sosial, hingga menyikapi musibah. Ia menumbuhkan ketenangan batin karena segala sesuatu dipandang berada dalam genggaman dan pengetahuan Allah yang Maha Bijaksana.
Salah satu pilar terpenting dalam aqidah adalah Tauhid, yaitu mengesakan Allah dalam segala hal: rububiyyah (keesaan Allah sebagai Rabb/Pencipta), uluhiyyah (keesaan Allah dalam hak disembah), dan asma' wa shifat (keesaan Allah dalam nama dan sifat-Nya). Ketika Tauhid ditegakkan, kesyirikan (menyekutukan Allah) akan sirna dari hati. Keyakinan ini memberikan kebebasan sejati, karena seorang hamba hanya tunduk dan berharap kepada satu-satunya Dzat yang berhak menerima ketaatan mutlak.
Enam Rukun Iman sebagai Inti Aqidah
Inti dari landasan aqidah Islam terangkum dalam Rukun Iman, yang wajib diimani oleh setiap Muslim. Rukun iman terdiri dari enam poin krusial yang membentuk kerangka keyakinan:
- Iman kepada Allah: Meyakini keberadaan-Nya, keesaan-Nya, dan kesempurnaan sifat-sifat-Nya.
- Iman kepada Malaikat-malaikat Allah: Meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk gaib yang menjalankan perintah Allah.
- Iman kepada Kitab-kitab Allah: Membenarkan bahwa Allah telah menurunkan wahyu dalam bentuk kitab-kitab suci, termasuk Taurat, Injil, Zabur, dan yang paling sempurna, Al-Qur'an.
- Iman kepada Rasul-rasul Allah: Mempercayai bahwa Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pembawa risalah kebenaran, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para rasul.
- Iman kepada Hari Akhir: Percaya sepenuhnya akan adanya kehidupan setelah kematian, hari perhitungan amal (Kiamat), serta adanya Surga dan Neraka sebagai balasan akhir.
- Iman kepada Qada dan Qadar: Menerima takdir dan ketentuan Allah SWT, baik yang tampak baik maupun buruk, sambil tetap berusaha (ikhtiar) dan berserah diri.
Mempelajari dan mengamalkan landasan aqidah ini bukanlah sekadar ritual intelektual, melainkan sebuah proses penyucian jiwa. Aqidah yang murni membuahkan karakter yang teguh, sabar menghadapi ujian, dan optimis terhadap masa depan yang diatur oleh Sang Maha Kuasa. Dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan pemikiran menyimpang, pemahaman yang benar mengenai landasan aqidah menjadi benteng pertahanan utama bagi keimanan seorang Muslim.
Memperkuat landasan aqidah memerlukan usaha berkelanjutan, seperti membaca tafsir Al-Qur'an, mempelajari hadits shahih, dan senantiasa berada dalam lingkungan yang mengingatkan kepada kebenaran. Hanya dengan keyakinan yang teguh pada fondasi ini, seorang Muslim dapat menjalani hidup yang bermakna dan mencapai keridhaan Ilahi.