Gangguan pada mata yang ditandai dengan sensasi mata berair dan perih merupakan keluhan umum yang dialami banyak orang. Kondisi ini sering kali mengganggu aktivitas harian, mulai dari membaca, bekerja di depan layar, hingga sekadar membuka mata di tempat terang. Meskipun sering dianggap sepele, rasa tidak nyaman ini bisa menjadi indikasi adanya masalah yang memerlukan perhatian lebih serius. Memahami penyebab utama dan cara penanganan yang tepat adalah langkah awal untuk mendapatkan kembali kenyamanan penglihatan Anda.
Apa Penyebab Utama Mata Berair dan Perih?
Air mata memainkan peran vital dalam menjaga kelembapan dan membersihkan permukaan mata. Namun, ketika produksi air mata berlebihan (berair) disertai rasa perih, ini menandakan adanya iritasi atau ketidakseimbangan pada sistem lakrimal (produksi air mata). Beberapa pemicu paling umum meliputi:
Alergi (Konjungtivitis Alergi): Paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan dapat memicu respons inflamasi. Mata akan terasa gatal, merah, berair hebat, dan sering kali disertai rasa perih akibat peradangan.
Iritasi Lingkungan: Asap rokok, polusi udara, angin kencang, atau bahkan paparan sinar UV yang kuat dapat mengeringkan atau mengiritasi lapisan pelindung mata, menyebabkan refleks pengeluaran air mata berlebihan dan rasa perih.
Mata Kering (Dry Eye Syndrome): Paradoksnya, mata yang kekurangan lubrikasi yang cukup justru dapat memicu produksi air mata refleks. Air mata yang dihasilkan karena mata kering biasanya berkualitas buruk dan tidak mampu melembapkan secara efektif, sehingga rasa perih tetap muncul.
Infeksi Mata: Infeksi seperti konjungtivitis bakteri atau virus (mata merah) menyebabkan peradangan signifikan, mata lengket, merah, dan rasa perih yang intens.
Benda Asing: Debu, bulu mata, atau partikel kecil yang masuk ke mata akan langsung memicu produksi air mata untuk mencoba mengeluarkannya, disertai rasa mengganjal dan perih.
Dampak Penggunaan Gawai (Digital Eye Strain)
Di era digital, penyebab mata berair dan perih yang semakin meningkat adalah ketegangan mata digital (Digital Eye Strain). Ketika kita fokus menatap layar gawai atau komputer dalam waktu lama, frekuensi berkedip kita menurun drastis. Penurunan frekuensi berkedip ini menyebabkan lapisan air mata cepat menguap, menyebabkan mata menjadi kering, lelah, dan akhirnya bereaksi dengan mengeluarkan air mata secara berlebihan disertai rasa pedih dan penglihatan kabur sementara. Ini adalah salah satu bentuk iritasi yang paling sering diabaikan.
Langkah Penanganan Cepat di Rumah
Jika gejala mata berair dan perih Anda ringan dan tidak disertai demam atau keluarnya cairan kental, Anda bisa mencoba langkah pertolongan pertama berikut:
Tindakan Pertolongan Pertama:
Kompres Dingin: Gunakan kain bersih yang dibasahi air dingin untuk mengompres mata selama beberapa menit. Ini membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan akibat alergi atau iritasi.
Hindari Mengucek Mata: Mengucek mata hanya akan memperparah iritasi dan berpotensi memasukkan kuman jika tangan Anda kotor.
Cek Lingkungan: Pindah ke ruangan yang lebih teduh atau gunakan kacamata hitam jika Anda menduga penyebabnya adalah pencahayaan yang terlalu terang atau angin.
Gunakan Tetes Mata Pelumas: Jika Anda mencurigai mata kering, gunakan *artificial tears* (tetes mata buatan) yang dijual bebas untuk membantu melumasi permukaan mata.
Kapan Harus Segera ke Dokter Mata?
Meskipun banyak kasus mata berair dan perih dapat diatasi di rumah, ada beberapa gejala yang menandakan perlunya konsultasi medis profesional segera. Jangan tunda pemeriksaan jika Anda mengalami hal-hal berikut:
Rasa perih sangat hebat dan tidak membaik setelah beberapa jam.
Penglihatan kabur yang signifikan atau sensitivitas ekstrem terhadap cahaya (fotofobia).
Mata sangat merah disertai keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau (tanda infeksi bakteri).
Adanya rasa sakit yang mendalam di bola mata, bukan hanya pada permukaannya.
Gejala berlanjut lebih dari satu atau dua hari tanpa perbaikan.
Penanganan yang tepat harus disesuaikan dengan diagnosis dokter, apakah itu memerlukan obat antihistamin untuk alergi, antibiotik untuk infeksi, atau perubahan pola hidup untuk mengatasi ketegangan digital. Mengabaikan gejala mata berair dan perih yang persisten dapat berisiko menimbulkan komplikasi jangka panjang pada kesehatan mata Anda. Jaga kesehatan mata Anda dengan kebiasaan yang baik dan pemantauan rutin.