Dalam dunia mistik dan koleksi pusaka Nusantara, terdapat satu benda yang selalu menyedot perhatian, yaitu akar bahar berkhodam. Akar bahar, secara harfiah berarti akar dari laut, adalah organisme laut keras yang berasal dari terumbu karang hitam atau sejenisnya. Namun, ketika ia dikaitkan dengan kata 'berkhodam', maknanya bergeser dari sekadar benda alam menjadi sarana spiritual dengan energi gaib yang dipercaya memiliki penjaga atau kekuatan tertentu.
Apa Itu Akar Bahar?
Secara ilmiah, akar bahar bukanlah akar tumbuhan, melainkan kerangka luar (skeleton) dari sejenis polip laut dari genus *Antipatharia*. Di Indonesia, terutama di perairan sekitar Sulawesi dan Kalimantan, jenis akar bahar hitam (sering disebut juga 'black coral') sangat dihargai. Warnanya yang pekat, teksturnya yang keras namun berserat, menjadikannya bahan baku yang populer untuk kerajinan tangan, perhiasan, hingga benda-benda bertuah.
Transformasi Menjadi Benda Berkhodam
Kepercayaan mengenai akar bahar berkhodam muncul ketika benda alami ini diyakini telah menyerap energi alam semesta atau mendapatkan 'isian' khusus. Proses pengisian ini seringkali melibatkan ritual panjang, doa-doa khusus dari seorang paranormal atau ahli spiritual, serta penempatan di lokasi-lokasi sakral. Tujuan dari pengisian ini adalah agar akar bahar tersebut memiliki entitas gaib (khodam) yang bertugas melindungi pemiliknya atau memberikan manfaat tertentu.
Khodam yang bersemayam dipercaya sangat beragam. Ada yang ditujukan untuk kekebalan diri, kewibawaan, memancarkan aura positif, hingga membantu dalam urusan rezeki. Karena sifatnya yang sangat personal dan spiritual, nilai sebuah akar bahar berkhodam tidak hanya terletak pada keindahan fisiknya, tetapi pada keyakinan pemilik terhadap kekuatan entitas di dalamnya.
Ciri-Ciri yang Dipercaya
Bagi para kolektor, membedakan akar bahar biasa dengan yang berkhodam seringkali subjektif dan berdasarkan pengalaman supranatural. Beberapa ciri yang sering dikaitkan dengan keberadaan khodam antara lain:
- Respon Fisik: Benda terasa lebih hangat saat digenggam, atau terkadang muncul getaran halus tanpa sebab yang jelas.
- Perubahan Warna: Meskipun umumnya hitam legam, beberapa kolektor percaya warna akan sedikit berubah atau terlihat lebih 'hidup' saat energi khodam sedang aktif.
- Insting Pemilik: Pemilik baru sering merasakan 'kecocokan' yang mendalam, seolah-olah akar bahar tersebut memang ditakdirkan untuknya.
Perawatan dan Penghormatan
Memiliki akar bahar berkhodam diyakini memerlukan perawatan khusus. Perawatan ini bukan sekadar membersihkan dari debu, melainkan juga menjaga keselarasan energi. Beberapa tradisi menyarankan untuk menjauhkan benda tersebut dari energi negatif, seperti pertengkaran hebat atau tempat yang kotor secara spiritual. Ritual berkala, seperti pembersihan menggunakan minyak wangi khusus atau meditasi bersama, sering dilakukan untuk memastikan khodam tetap setia dan energinya tidak melemah.
Meskipun ilmu pengetahuan modern tidak dapat membuktikan keberadaan khodam, daya tarik akar bahar sebagai pusaka warisan budaya tetap kuat. Ia melambangkan perpaduan antara keindahan alam laut dan kekayaan batin tradisi spiritual masyarakat Indonesia. Bagi banyak orang, memegang akar bahar hitam adalah memegang sepotong misteri lautan yang belum terpecahkan.