Di kalangan kolektor benda alam dan mereka yang percaya pada khasiat supranatural, akar bahar besar memegang posisi yang sangat istimewa. Benda ini, yang secara ilmiah dikenal sebagai produk dari organisme laut dari ordo Antipatharia atau 'Black Coral', sering kali memiliki ukuran yang jauh lebih mengesankan dibandingkan spesimen biasa. Akar bahar, meskipun sering disebut "kayu", sebenarnya adalah kerangka protein (disebut gorgonin) yang dihasilkan oleh polip laut. Ukuran yang besar menjadikannya objek yang langka dan sarat dengan nilai historis serta mistis.
Mendapatkan akar bahar berukuran raksasa bukanlah tugas mudah. Mereka tumbuh sangat lambat di kedalaman laut tertentu, seringkali di terumbu karang yang sulit dijangkau atau di zona perairan yang memiliki arus kuat. Ketika ditemukan, warna alami dari akar bahar ini bervariasi, mulai dari hitam pekat, cokelat kemerahan, hingga terkadang merah darah. Namun, yang dicari adalah spesimen yang memiliki struktur percabangan yang kompleks, padat, dan tentunya, diameter serta tinggi yang luar biasa—inilah yang disebut akar bahar besar.
Secara fisik, pembedaan antara akar bahar standar dan yang berstatus "besar" terletak pada dimensi dan kepadatan massanya. Akar bahar standar mungkin hanya memiliki panjang puluhan sentimeter. Sebaliknya, spesimen besar seringkali melampaui setengah meter, bahkan ada yang mencapai hampir satu meter, dengan batang utama yang tebal dan kokoh. Kepadatan ini penting karena dipercaya berhubungan langsung dengan kekuatan energi atau aura yang dimilikinya. Semakin padat dan besar, semakin kuat pula pengaruh metafisiknya.
Dalam dunia koleksi, akar bahar besar sering kali telah melalui proses pengawetan dan polesan khusus. Proses ini bertujuan untuk menonjolkan keindahan alami seratnya serta memastikan ketahanan benda tersebut dari kerusakan lingkungan. Beberapa ahli bahkan mengklaim bahwa proses pembentukan akar bahar berukuran besar membutuhkan waktu ratusan tahun, menjadikannya artefak alamiah yang hampir setara usianya dengan fosil.
Kekaguman manusia terhadap benda alam yang langka sering kali melahirkan legenda. Akar bahar besar di Indonesia, khususnya di wilayah pesisir yang kaya tradisi maritim, dipercaya memiliki berbagai khasiat gaib. Beberapa kepercayaan utama meliputi:
Banyak perajin yang kemudian mengolah akar bahar besar menjadi aksesoris mewah seperti tongkat komando, gagang keris, atau liontin berukuran besar. Bentuknya yang artistik dan kemampuannya menyerap warna menjadikannya bahan yang sangat diminati dalam seni ukir tradisional.
Permintaan yang tinggi terhadap akar bahar besar—baik untuk tujuan koleksi, perhiasan, maupun keperluan spiritual—menciptakan tekanan besar pada ekosistem laut. Meskipun hukum perburuan biota laut dilindungi terus diperketat, praktik penambangan ilegal masih menjadi ancaman. Para ahli konservasi dan komunitas bahari setempat kini gencar mengampanyekan pentingnya menjaga habitat terumbu karang tempat organisme ini hidup.
Pengembangan alternatif, seperti budidaya atau mencari pengganti material organik yang memiliki karakteristik serupa, menjadi solusi jangka panjang. Namun, bagi para pencari keaslian, tidak ada yang bisa menggantikan daya tarik otentik dari sepotong akar bahar besar yang telah melewati perjalanan waktu di palung samudra. Benda ini bukan sekadar komoditas; ia adalah simbol misteri alam yang belum sepenuhnya terungkap.
Pada akhirnya, ketika kita mengagumi keindahan akar bahar besar, penting untuk mengingat asal-usulnya. Ia adalah bagian integral dari lautan kita. Melestarikan lingkungannya adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa keajaiban alam ini, baik yang berukuran besar maupun kecil, dapat terus dinikmati dan dihormati oleh generasi mendatang. Koleksi yang bertanggung jawab selalu mendahulukan keberlanjutan ekosistem laut di atas nilai pasar semata.