Simbol Ketuhanan dan Kenabian Representasi abstrak dari tauhid (keesaan Allah) dan risalah (kenabian).

Memahami Pilar Utama: Aqidah Rasulullah SAW

Aqidah, dalam konteks Islam, adalah fondasi kepercayaan yang kokoh dan tak tergoyahkan. Ia bukan sekadar kumpulan ritual, melainkan inti dari keimanan yang menentukan seluruh cara pandang seorang Muslim terhadap alam semesta dan Tuhannya. Aqidah Rasulullah SAW, yang diwariskan melalui Al-Qur'an dan Sunnah, adalah standar emas yang harus dipegang teguh. Memahami aqidah ini berarti memahami apa yang diyakini oleh Nabi Muhammad SAW sebelum beliau menyebarkan risalahnya.

Inti dari aqidah yang dibawa oleh seluruh nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW, adalah Tauhid—keesaan Allah SWT. Ini adalah landasan fundamental yang memisahkan Islam dari segala bentuk kesyirikan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq (Pencipta), Ar-Razzaq (Pemberi rezeki), dan satu-satunya yang berhak disembah. Pengakuan ini harus meresap ke dalam hati, lisan, dan tindakan, tanpa menyekutukan-Nya dengan apapun, sekecil apapun. Aqidah yang benar menuntut penyerahan diri total hanya kepada Sang Pencipta.

Pentingnya Keimanan kepada Malaikat dan Kitab Suci

Selain Tauhid, aqidah Rasulullah SAW mencakup iman kepada perkara-perkara gaib (ghaibiyyat). Ini termasuk kepercayaan mendalam terhadap keberadaan para malaikat, makhluk mulia yang ditugaskan Allah untuk menjalankan perintah-Nya. Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail memiliki peran vital dalam kesinambungan alam semesta dan pelaksanaan rencana ilahi. Mengingkari keberadaan mereka sama saja dengan menolak sebagian dari wahyu yang dibawa Nabi.

Selanjutnya, Rasulullah SAW menegaskan pentingnya iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, dimulai dari suhuf Ibrahim, Taurat, Zabur, Injil, hingga penutupnya, Al-Qur'an. Aqidah seorang Muslim adalah membenarkan semua kitab tersebut sebagai firman Allah, namun meyakini bahwa Al-Qur'an adalah penjaga dan penyempurna dari syariat-syariat sebelumnya, yang berlaku hingga akhir zaman.

Risalah Kenabian dan Hari Akhir

Aqidah Rasulullah SAW sangat erat kaitannya dengan keimanan kepada para rasul dan nabi. Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi (khatamun nabiyyin). Kepercayaan ini bukan hanya menghormati beliau, tetapi juga menerima seluruh ajaran yang beliau sampaikan sebagai kebenaran mutlak dari Allah. Setiap ajaran yang dibawakan oleh nabi terdahulu telah termuat secara komprehensif dalam risalah beliau.

Puncak dari kerangka aqidah ini adalah keimanan yang teguh terhadap Hari Kiamat. Rasulullah SAW memberikan gambaran detail mengenai kehidupan setelah kematian, hari kebangkitan, perhitungan amal (hisab), hingga kepastian adanya Surga dan Neraka. Aqidah ini memberikan perspektif jangka panjang; dunia ini adalah ladang ujian sementara, sementara pertanggungjawaban akhirat adalah tujuan final. Keimanan pada hari akhir inilah yang mendorong seorang Muslim untuk senantiasa beramal saleh dan menjauhi kemaksiatan.

Secara ringkas, aqidah Rasulullah SAW adalah enam pilar keimanan yang saling terkait: Iman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan Qada serta Qadar (ketentuan baik dan buruk dari Allah). Memperkuat pemahaman atas keenam pilar ini, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi SAW, adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa ibadah dan kehidupan kita berada di atas landasan yang sahih dan diridai oleh Allah SWT. Integritas aqidah ini adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat.

🏠 Homepage