Kambing untuk Aqiqah: Syarat Usia Minimal dan Ketentuan Penting Lainnya

Simbol Kambing Aqiqah Ilustrasi sederhana siluet kambing dengan latar belakang lingkaran.

Aqiqah adalah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) dalam Islam, sebagai bentuk syukur atas kelahiran seorang anak. Prosesi ini melibatkan penyembelihan hewan ternak, yang umumnya adalah kambing atau domba, sesuai dengan ketentuan syariat. Salah satu aspek paling krusial yang sering ditanyakan terkait pelaksanaan aqiqah adalah mengenai syarat-syarat hewan yang akan disembelih, terutama mengenai usia hewan. Memahami syarat-syarat ini sangat penting agar ibadah aqiqah yang dilaksanakan sah dan sesuai dengan tuntunan agama.

Syarat Waktu dan Usia Kambing untuk Aqiqah

Syarat utama mengenai kambing untuk aqiqah, khususnya mengenai usianya, harus dipenuhi dengan cermat. Secara umum, hewan yang sah untuk aqiqah adalah hewan yang juga sah untuk kurban, meskipun terdapat sedikit kelonggaran dalam beberapa mazhab. Namun, fokus utama kita adalah pada ketentuan usia minimal yang harus dipenuhi oleh kambing atau domba yang akan disembelih.

Menurut mayoritas ulama, syarat hewan aqiqah harus memenuhi kriteria berikut:

Kambing untuk Aqiqah Syaratnya Sudah Berumur Minimal

Pertanyaan mendasar sering berkisar pada kambing untuk aqiqah syaratnya sudah berumur minimal berapa bulan. Jawabannya sangat bergantung pada jenis hewan tersebut:

1. Untuk Kambing Biasa (Bukan Domba): Sebagian besar ulama mensyaratkan bahwa kambing aqiqah telah mencapai usia minimal 6 bulan penuh dan memasuki usia 7 bulan. Pada usia ini, kambing dianggap sudah cukup besar, kuat fisiknya, dan dagingnya dianggap layak untuk dibagikan dalam rangka ibadah.

2. Untuk Domba (Jika Menggunakan Domba): Jika yang digunakan adalah domba (terkadang disebut biri-biri), beberapa pendapat membolehkan usia yang lebih muda, yaitu telah berusia minimal 4 bulan penuh dan memasuki usia 5 bulan, asalkan domba tersebut besar dan sehat (sudah memenuhi kriteria "gemuk dan besar"). Namun, untuk kehati-hatian dan mengikuti pendapat yang lebih ketat, banyak yang tetap memilih usia setara kambing, yaitu 6 bulan.

Penting untuk dicatat bahwa standar ini didasarkan pada kesamaan hukum dengan hewan kurban. Hewan kurban harus mencapai usia tertentu (untuk unta lima tahun, sapi dua tahun, domba satu tahun, kambing satu tahun). Meskipun ada diskrepansi dalam penetapan usia minimal domba aqiqah, standar 6 bulan untuk kambing adalah patokan yang paling aman dan luas diterima.

Pentingnya Memastikan Kesehatan dan Kualitas Hewan

Selain batasan usia, kualitas fisik hewan aqiqah sama pentingnya. Hewan yang tidak memenuhi syarat dianggap cacat. Cacat yang membatalkan keabsahan aqiqah meliputi:

Memastikan kambing yang akan disembelih sehat dan telah mencapai usia minimal bukan hanya soal formalitas, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap ibadah yang sedang dilaksanakan. Jika ada keraguan mengenai usia atau kondisi fisik hewan, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan tokoh agama setempat atau penyedia jasa aqiqah yang kredibel dan memahami fikih muamalah terkait ibadah.

Waktu Pelaksanaan Aqiqah

Selain syarat hewan, waktu pelaksanaan aqiqah juga perlu diperhatikan. Meskipun tidak ada batasan waktu yang memaksa (boleh dilakukan kapan saja setelah kelahiran), waktu yang paling utama dan dianjurkan adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran bayi. Jika hari ketujuh terlewat, dapat dilaksanakan pada hari ke-14, atau hari ke-21. Melewati waktu ini tidak mengharamkan pelaksanaan aqiqah, namun melaksanakannya pada hari-hari pertama dianggap lebih utama karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

Secara ringkas, ketika mencari kambing untuk aqiqah syaratnya sudah berumur minimal enam bulan adalah pedoman utama yang harus dipenuhi, disertai dengan kondisi fisik hewan yang prima dan bebas dari cacat yang disebutkan. Dengan memenuhi standar ini, ibadah aqiqah seorang muslim akan menjadi sempurna di mata Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia buah hati.

🏠 Homepage