Masalah mata kabur dan berair adalah keluhan umum yang sering dialami banyak orang. Meskipun keduanya sering terjadi bersamaan, penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi medis yang memerlukan penanganan serius. Mengenali pemicu adalah langkah pertama yang krusial untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mengembalikan kenyamanan penglihatan Anda.
Penyebab Umum Mata Kabur dan Berair
Ketika mata terasa kabur, objek tampak tidak fokus. Jika disertai air mata berlebih (berair), ini menandakan adanya respons protektif atau iritasi. Beberapa penyebab paling umum meliputi:
Sindrom Mata Kering (Dry Eye Syndrome): Paradoksnya, kekurangan air mata berkualitas justru bisa membuat mata memproduksi air mata refleks yang berlebihan dan menyebabkan rasa perih serta pandangan yang tidak stabil (kabur sementara).
Alergi: Paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan dapat memicu histamin dilepaskan, menyebabkan mata merah, gatal, berair, dan kadang sedikit buram.
Iritasi Lingkungan: Asap, polusi, udara kering (AC), atau paparan layar digital terlalu lama (Computer Vision Syndrome) sering menyebabkan kelelahan mata yang manifestasinya berupa pandangan kabur dan mata cepat lelah.
Infeksi Mata: Seperti konjungtivitis (mata merah muda) yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Kondisi ini ditandai dengan mata sangat berair (biasanya disertai kotoran mata), kemerahan, dan rasa mengganjal.
Kesalahan Refraksi: Jika Anda memerlukan kacamata tetapi tidak memakainya (misalnya rabun jauh atau astigmatisme), mata akan bekerja keras, yang dapat menyebabkan kelelahan, pandangan kabur kronis, dan mata terasa tegang.
Kondisi Lain: Blefaritis (radang kelopak mata) atau sumbatan pada saluran air mata juga dapat menimbulkan gejala serupa.
Mengatasi Mata Kabur Sementara Akibat Kelelahan
Bagi banyak pekerja modern, penyebab utama adalah terlalu lama menatap layar. Jika mata kabur dan berair terjadi setelah sesi kerja panjang, Anda perlu menerapkan kebiasaan yang lebih sehat untuk mata.
Tips Cepat untuk Meredakan Gejala
Terapkan Aturan 20-20-20: Setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama minimal 20 detik. Ini membantu merelaksasi otot fokus mata.
Kompres Hangat: Untuk mata yang terasa kering atau iritasi ringan, kompres mata dengan kain bersih yang dibasahi air hangat suam-suam kuku selama 5-10 menit. Ini membantu merangsang kelenjar minyak di kelopak mata agar produksi air mata lebih stabil.
Hindari Menggosok Mata: Walaupun terasa gatal atau perih, menggosok mata hanya akan meningkatkan iritasi dan berpotensi menyebarkan kuman jika penyebabnya adalah infeksi.
Kontrol Pencahayaan: Pastikan pencahayaan ruangan tidak terlalu kontras dengan layar Anda. Hindari cahaya langsung yang menyilaukan mata.
Gunakan Air Mata Buatan (Tetes Mata Pelumas): Jika mata kering adalah pemicunya, tetes mata bebas pengawet dapat memberikan kelembapan instan dan mengurangi iritasi.
Kapan Harus Segera ke Dokter Mata?
Sementara iritasi ringan biasanya membaik dengan perawatan mandiri, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan pemeriksaan profesional segera. Jangan tunda kunjungan ke dokter spesialis mata jika Anda mengalami:
Penglihatan kabur yang terjadi tiba-tiba dan parah.
Nyeri mata yang hebat, bukan sekadar rasa perih.
Sensitivitas ekstrem terhadap cahaya (fotofobia).
Adanya perubahan warna pada iris atau pupil.
Mata berair disertai nanah kental atau kemerahan yang sangat intens dan tidak membaik setelah 24 jam.
Penglihatan kabur yang disertai kilatan cahaya atau bintik hitam (floaters) baru.
Kesehatan mata adalah aset berharga. Dengan memahami penyebab mata kabur dan berair, Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif dan mencari pertolongan medis saat gejala menunjukkan adanya masalah yang lebih serius. Perawatan rutin dan gaya hidup sehat mata adalah kunci untuk penglihatan yang jernih dan nyaman setiap saat.