Ilustrasi Hewan Qurban/Akikah
Akikah (atau Aqiqah) adalah praktik sunnah muakkad dalam Islam yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Secara etimologi, akikah berarti memotong rambut bayi. Secara terminologi syariat, akikah merujuk pada penyembelihan hewan ternak tertentu sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia anak.
Pelaksanaan akikah ini memiliki tujuan utama, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT, menzahirkan rasa gembira orang tua, serta berbagi kebahagiaan dengan sesama, khususnya fakir miskin. Meskipun hukumnya sangat dianjurkan (sunnah muakkad), memahami ketentuan dan tata cara pelaksanaannya sangat penting agar ibadah ini sah dan bernilai di sisi Allah.
Jumlah hewan yang disembelih dalam ibadah akikah memiliki ketentuan yang jelas berdasarkan jenis kelamin anak yang lahir. Ketentuan ini didasarkan pada ajaran Rasulullah SAW:
Beberapa ulama berpendapat bahwa diperbolehkan mengganti dengan hewan kurban yang lebih besar (seperti unta atau sapi) yang dibagi untuk akikah, namun jumlah kambing/domba adalah standar yang paling sering diikuti karena lebih mudah dilaksanakan.
Hewan yang digunakan untuk akikah harus memenuhi syarat-syarat yang hampir sama dengan hewan kurban, termasuk dalam hal usia dan kesehatan. Hewan yang sah untuk akikah meliputi kambing, domba, sapi, atau unta. Syarat utamanya adalah:
Waktu yang paling utama dan dianjurkan untuk melaksanakan akikah adalah pada hari ketujuh kelahiran bayi. Jika karena suatu hal tidak dapat dilaksanakan pada hari ketujuh, maka dapat ditunda hingga hari ke-14, atau hari ke-21 setelah kelahiran. Sebagian ulama bahkan membolehkan pelaksanaan di luar hari-hari tersebut, namun keutamaan waktu ketujuh tetap paling utama.
Jika orang tua menunda hingga anak dewasa dan belum terakikah, maka anak tersebut (atau orang tuanya) diperbolehkan untuk melaksanakannya di kemudian hari sebagai bentuk pengamalan sunnah.
Setelah hewan disembelih sesuai dengan ketentuan syariat, dagingnya kemudian dibagi. Meskipun tidak ada ketentuan pembagian yang seketat kurban, praktik yang paling dianjurkan adalah membagi daging akikah menjadi tiga bagian utama:
Perlu dicatat bahwa daging akikah sebaiknya dibagikan dalam keadaan mentah (belum dimasak), meskipun membagikannya dalam keadaan sudah dimasak juga diperbolehkan dan dapat memudahkan pendistribusiannya kepada penerima.
Selain pemenuhan syarat hewan dan waktu, sunnah lain dalam akikah adalah membaca doa saat proses penyembelihan. Doa ini berisi penyerahan hewan tersebut kepada Allah SWT sebagai pengorbanan untuk anak yang baru lahir, memohon keberkahan, serta perlindungan dari setan.
Pelaksanaan akikah juga sering diiringi dengan ritual mencukur rambut bayi dan memberikan nama pada hari ketujuh. Semua rangkaian ini merupakan ekspresi syukur yang mendalam atas anugerah terindah dari Allah SWT.